Jumat, 24 Juni 2011

Dibawah Kepemimpinan Baru, Akankah Al Qoidah Berubah?



Diposting pada Kamis, 23-06-2011 | 07:28:01 WIB
Laporan diangkatnya Ayman al Zawahiri untuk memimpin Al Qoidah dipandang para ahli Pakistan tidak akan banyak mengubah situasi keamanan di Pakistan atau di belahan dunia lain.

Namun terdapat pula pendapat berbeda mengenai potensi dokter asal Mesir itu (al Zawahiri) dalam mengontrol kelompok-kelompok Islam yang berbeda dan menerjemahkan pengaruh mereka dalam beberapa lembaga negara di Pakistan dan di tempat lain sebagai "bahan bakar" ketidakpuasan yang lebih luas di dunia Islam.

"Zawahiri telah menjadi pemimpin yang efektif dari sebuah organisasi yang operasionalnya sendiri sudah dia kepalai secara de-facto selama beberapa tahun," kata Zahid Hussain, wartawan senior dan penulis buku Frontline Pakistan : Perjuangan dengan Militan Islam, seperti dilansir dari BBC.CO.UK.

"Jadi, kemungkinan tidak banyak yang berubah."

Para ahli percaya, Zawahiri akan membawa pengalaman bervariasi dalam urusan sipil, politik dan militer.

Jurnalis dan analis, Rahimullah Yusufzai, yang pernah dua kali bertemu Zawahiri, menggambarkan Zawahiri sebagai pribadi yang "pintar membaca dan berpengetahuan", orang yang pernah terjun ke dalam politik, pernah menjadi tahanan, bekerja sebagai pekerja bantuan medis, menjadi pejuang gerilya, pendanaan terorganisir, perekrutan dan penyebaran pejuang Al Qoidah, muncul sebagai propagandis dan ideolog, dan akhirnya menjadi pemimpin militan.

Yusufzai berpendapat, Zawahiri tidak sama perawakannya dengan Bin Ladin dan karismanya sebagai "pangeran" pejuang yang membawa kekayaan pribadinya yang bisa digunakan untuk memberi perintah kepada semua kelompok-kelompok Islam, baik dalam jaringan Al Qoidah atau diluar itu.

Faktanya adalah, Al Qoidah butuh waktu hampir enam pekan untuk mengumumkan pengganti dari Bin Ladin untuk terus menjalankan organisasi tersebut, kata Yusufzai.

"Ini menunjukkan bahwa mereka memiliki kesulitan operasional dan masalah dengan logistik dan keamanan," katanya. "Mereka masih berjalan dan berusaha keras untuk bertahan hidup."

Beberapa orang percaya Zawahiri tidak akan membawa angin segar baru dengan Al Qoidah dan afiliasinya.

"Tidak seperti Bin Ladin yang telah selama beberapa tahun berada di Abbottabad, Zawahiri tetap mobile dan telah secara rutin mengirimkan pesan-pesan video dan audio untuk memobilisasi opini di dunia Muslim," kata Zahid Hussain.

Secara mudahnya, bahwa operasi-operasi Al Qoidah selama beberapa tahun terakhir ini, sudah melalui perintah-perintah al Zawahiri.

Zawahiri terakhir terlihat di provinsi Khost Afghanistan, dekat dengan Pakistan di wilayah suku Waziristan Utara, pada Oktober 2001, hari sebelum Amerika menyerbu dan mencopot kekuasan Taliban di Afghanistan.

Pada awal 2006, ia lolos dari serangan pesawat tak berawak di tempat persembunyiannya yang berjarak sekitar 300 km di utara, di wilayah suku Pakistan Bajaur.

Zahid Hussain mengatakan bahwa Al Qoidah tidak pernah melakukan kontrol terpusat atas kelompok-kelompok afiliasianya. Meskipun dalam beberapa tahun terakhir ini mereka telah banyak merekrut di Pakistan, beberapa kelompok bersenjata di Libya, Yaman dan di Somalia juga telah dekat dengan mereka.

"Ada fusi ideologis antara Al Qoidah dan kelompok-kelompok ini, dan ada juga potensi untuk kerjasama longgar."

Dia mengatakan bahwa dalam kestabilan keamanan di Pakistan baru-baru ini, Zawahiri diyakini merupakan tokoh pendorong dibalik serangan-serangan militan di Pakistan akhir-akhir ini.

Beberapa serangan, seperti yang terjadi di PNS Mehran bulan Mei atau serangan gedung CID di Karachi November 2010, memberikan kenyataan bahwa para militan yang terkait dengan Al Qoidah telah jauh menembus kedalam angkatan bersenjata Pakistan.

Dan tantangan terbesar al Zawahiri adalah merajut kelompok-kelompok perlawanan di Pakistan menjadi kekuatan terpadu untuk merusak stabilitas negara itu, yang telah menjadi sekutu "Tentara Salib dan Yahudi".

0 komentar:

Posting Komentar