Selasa, 16 Juli 2013

Saat Allah Membalas Jutaan kali


 Abu Utsman an-Nahdi (wafat tahun 100 H) yang memiliki nama asli Abdurrahman bin Mull bin Amru bin Adi al-Bashri adalah seorang ulama besar di kalangan tabi’in. Ia mendapati masa jahiliyah dan masa Islam. Ia masuk Islam pada zaman Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam dan membayar zakat kepada petugas zakat yang beliau angkat, namun tidak sempat bertemu dan melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam. Abu Utsman an-Nahdi belajar hadits kepada sejumlah ulama besar generasi sahabat seperti Umar bin Khathab, Ali bin Abi Thalib, Sa’ad bin Abi Waqash, Sa’id bin Zaid (empat sahabat yang mendapat jaminan surga), Abdullah bin Mas’ud, Bilal bin Rabah, Hudzaifah bin Yaman, Salman al-Farisi, Abu Musa al-Asy’ari, Usamah bin Zaid, Abu Hurairah, Abdullah bin Abbas, dan lain-lain. Abu Utsman an-Nahdi turut menyertai pasukan Islam dalam peperangan Yarmuk melawan pasukan Imperium Romawi pada tahun 13 H. Ia juga turut serta dalam peperangan-peperangan besar melawan Imperium Persia, yaitu dalam peperangan Qadisiyah, Jalula’, Tustar, Nahawand, Azerbaijan, Mihran dan Rustum. Selain seorang ulama dan mujahid, Abu Utsman an-Nahdi juga dikenal luas sebagai seorang ahli ibadah. Ia telah melaksanakan 60 kali haji dan umrah, tekun melakukan shaum sunnah di siang hari dan shalat tarawih serta witir di malam hari. Menurut riwayat para sejarawan, Abu Utsman an-Nahdi dikaruniai usia 130 tahun. (Imam Adz-Dzahabi, Siyaru A’lam an-Nubala’, 4/175-179) Abu Utsman an-Nahdi pernah menuturkan sebuah kisah berharga. Diriwayatkan oleh imam Ibnu Abi Hatim ar-Razi dan Ahmad bin Hambal bahwasanya Abu Utsman an-Nahdi berkata: “Tidak ada seorang pun yang lebih sering duduk bermajlis (menimba ilmu) dengan Abu Hurairah selain aku. Abu Hurairah lebih dahulu menunaikan ibadah haji, dan aku baru menunaikan haji setelahnya. Ternyata penduduk Bashrah (yang pulang dari ibadah haji) menceritakan bahwa Abu Hurairah pernah berkata: “Saya telah mendengar Rasululullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda: إِنَّ اللهَ يُضَاعِفُ الْحَسَنَةَ أَلْفَ أَلْفَ حَسَنَةٍ “Sesungguhnya Allah melipat gandakan satu amal kebajikan dengan satu juta kebajikan.” Saya pun berkomentar: “Apa-apaan kalian ini? Demi Allah, tidak ada seorang pun yang lebih sering duduk bermajlis (menimba ilmu) dengan Abu Hurairah selain aku. Tapi aku tidak pernah mendengar hadits ini dari Abu Hurairah.” Maka aku segera menyiapkan bekal untuk menemui Abu Hurairah, namun ternyata ia telah berangkat untuk menunaikan haji. Maka aku pun berangkat haji untuk menemuinya dan menanyakan hadits ini. Aku berhasil menemuinya dan aku pun menanyakan hadits ini kepadanya. “Wahai Abu Hurairah, hadits apa yang dikatakan oleh penduduk Bashrah bahwa mereka telah mendengarnya darimu?” tanyaku. “Hadits apa itu?” Abu Hurairah balik bertanya kepadaku. Aku menjawab, “Penduduk Bashrah mengatakan bahwa Anda telah menyatakan bahwa Allah akan membalas satu amal kebajikan dengan satu juta kebajikan.” Abu Hurairah menjawab, “Wahai Abu Utsman, kenapa engkau heran atas hal itu? Bukankah Allah Ta’ala telah berfirman: {مَنْ ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً} “Barangsiapa meminjamkan kepada Allah (berinfak di jalan Allah, edt) sebuah pinjaman yang baik, niscaya Allah akan melipat gandakan untukkan dengan kelipatan-kelipatan yang banyak.” (QS. Al-Baqarah [2]: 245) Allah Ta’ala juga berfirman: {فَمَا مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا فِي الآخِرَةِ إِلا قَلِيلٌ} “Maka kenikmatan hidup dunia itu dibandingkan dengan (kenikmatan di) akhirat hanyalah sedikit belaka.” (QS. At-Taubah [9]: 38)? Abu Hurairah berkata: وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَقَدْ سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: “إِنَّ اللهَ يُضَاعِفُ الْحَسَنَةَ أَلْفَيْ أَلْفِ حَسَنَةٍ” “Demi Allah yang nyawaku berada di tangan-Nya, aku telah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa salam bersabda: ‘Sesungguhnya Allah melipat